Palu, 19 Desember 2024 — Dalam semangat memperkuat kolaborasi lintas daerah dan memperluas wawasan kebangsaan, Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) dan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universitas Tadulako (UNTAD) menggelar kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Tahun 2024. Program ini menjadi jembatan edukatif dan kultural antara Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi, khususnya di bidang pendidikan anak usia dini.
Mahasiswa PIAUD UNSIKA diberangkatkan ke Palu, Sulawesi Tengah, untuk menjalani serangkaian kegiatan akademik dan kebudayaan di lingkungan FKIP UNTAD. Berikut adalah rangkaian kegiatan selama program berlangsung:
1. Keberangkatan dari UNSIKA ke UNTAD
“Kami percaya bahwa pengalaman lintas daerah ini akan membentuk karakter, kemandirian, dan kompetensi pedagogik yang lebih luas,” ujar dosen pembimbing yang turut mendampingi rombongan.
2. Penyambutan oleh Tim MBKM Pusat UNTAD
Setibanya di Kota Palu, para mahasiswa disambut hangat oleh Tim MBKM Pusat Universitas Tadulako. Penyambutan berlangsung di Gedung Rektorat, disertai pengenalan awal tentang kampus, sistem pembelajaran, dan budaya lokal Sulawesi Tengah. Prosesi ini turut menampilkan pertunjukan Tari Dero, sebagai bentuk penghormatan dan penerimaan mahasiswa dari Pulau Jawa.
3. Penjemputan Mahasiswa oleh Koordinator Prodi PG-PAUD UNTAD
Usai penyambutan resmi, Koordinator Prodi PG-PAUD UNTAD, Ibu Dr. Heniwati, M.Pd., langsung turun tangan menjemput mahasiswa ke asrama dan mendampingi proses adaptasi awal mereka di lingkungan akademik UNTAD. Dalam pertemuan informal yang hangat, beliau menyampaikan pentingnya membangun empati lintas budaya dalam dunia pendidikan anak usia dini.
4. Pertemuan Resmi dengan Dekan FKIP UNTAD
Pertemuan resmi antara mahasiswa dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNTAD menjadi salah satu agenda penting. Dekan FKIP, Prof. Dr. Ahmad Sulaiman, M.Si., memberikan pengarahan dan apresiasi atas kehadiran mahasiswa dari UNSIKA. Ia berharap kegiatan ini dapat mempererat kerja sama antarlembaga dan membentuk karakter pendidik yang siap menghadapi tantangan global.
“Kami menyambut baik kerja sama ini. FKIP UNTAD berkomitmen mendukung Merdeka Belajar dengan memberikan pengalaman yang holistik kepada seluruh mahasiswa peserta program,” ungkap Prof. Ahmad.
5. Pertemuan Akademik dengan Koordinator Prodi PG-PAUD UNTAD
Dalam pertemuan lanjutan yang bersifat akademik, mahasiswa mendapatkan arahan terkait mata kuliah yang akan diikuti selama program berlangsung, serta kegiatan praktik lapangan yang melibatkan lembaga PAUD mitra di Kota Palu. Mahasiswa juga diperkenalkan dengan dosen pengampu dan diberi keleluasaan untuk berdialog mengenai sistem pembelajaran yang akan dijalani.
6. Kunjungan ke Festival MBKM Se-Sulawesi Tengah
Salah satu momen berkesan dalam program ini adalah kunjungan ke Festival MBKM Se-Sulawesi Tengah, yang diadakan di kawasan Taman Budaya Palu. Dalam festival ini, mahasiswa menyaksikan berbagai hasil kegiatan program MBKM dari berbagai perguruan tinggi di Sulawesi Tengah, mulai dari inovasi pembelajaran PAUD, karya seni anak, hingga pengabdian masyarakat berbasis pendidikan karakter.
Mahasiswa PIAUD UNSIKA juga turut berpartisipasi menampilkan pertunjukan dongeng interaktif dan lagu anak Islami yang dikolaborasikan dengan nuansa budaya Sunda. Pertunjukan mereka mendapat sambutan meriah dari pengunjung festival, menunjukkan betapa pentingnya keberagaman budaya dalam pendidikan anak usia dini.
7. Kepulangan dan Refleksi Akhir
Setelah menjalani program selama lebih dari sebulan, mahasiswa PIAUD UNSIKA kembali ke Karawang dengan membawa banyak cerita dan pengalaman. Sebelum kepulangan, dilakukan sesi refleksi bersama dosen pembimbing dari UNTAD dan tim MBKM. Dalam sesi tersebut, mahasiswa menyampaikan kesan mendalam tentang keramahan masyarakat Palu, pembelajaran lintas budaya, dan metode-metode pengajaran yang inovatif di lembaga PAUD setempat.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2024 antara Universitas Singaperbangsa Karawang dan Universitas Tadulako bukan sekadar pertukaran tempat belajar, tetapi juga pertukaran nilai, pengalaman, dan pemahaman budaya. Para peserta bukan hanya menjadi mahasiswa, tetapi juga duta pendidikan dan kebudayaan yang menjembatani keanekaragaman Indonesia melalui pendidikan anak usia dini.
Dengan kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini, kedua institusi sepakat untuk memperluas kerja sama ke bidang riset, pengembangan kurikulum berbasis kearifan lokal, dan pelatihan guru PAUD lintas daerah di masa yang akan datang.
“Anak-anak usia dini adalah fondasi bangsa. Dan pengalaman lintas budaya adalah batu bata yang menguatkan fondasi itu.”